Promojudi.com – Suatu hari sekitar pukul 8 pagi,aku dibangunkan oleh kakakku,
“He bangun..bangun…udah siang..tidur aja kerjanya…” kata kakakku membangunkanku sambil mengoyak-oyak tubuhku bertubi-tubi.
“Apaan sih kak…lagi enak-enaknya mimpi malah dibangunin ganggu aja” kataku kesal.
“Cepat bangun…aku mau nyuruh kamu ke rumah Siska…nanti tak kasih uang bensin sama uang rokokmu” sahut kakakku.
Dalam batinku “Waaahhh uang nih…lumayan buat isi dompetku yang kering kerontang..hehehhee…”. Segera aku bergegas bangun dari ranjangku.
“Udah sana buruan mandi…ga enak sama Silvia yang udah nunggu…soalnya aku kemarin udah janji sama dia mau bayar baju yang aku pesan jam 8 pagi” ucap kakakku.
“Siap bos” jawabku.
Setelah selesai mandi dan berganti pakaian, aku segera keluar kamar.
“Sebelum berangkat tuh makan dulu” kata kakakku sambil menunjuk meja makan, yang udah tersedia semangkok Soto hangat. Langsung saja aku sikat tuh soto yang udah menggiurkan, apalagi perut ini udah mulai keroncongan karena lapar.
“Ni uang 50rb untuk bayar ke Silvia dan ini 50rb uang buat beli bensin dan rokokmu” kata kakakku sembari memberikan uang padaku.
“Asyiiikkk…tumben nih ngasih aku sebanyak ini, baru cair ya tao dapat jatah bulanan dari si Toha?” kataku menggoda kakakku.
Nasib kakakku bisa dibilang lumayan baik. Dia mempunyai suami yang umurnya jauh lebih tua dari dia namanya Toha. Meskipun tua si Toha uangnya banyak. Kalo dilihat sih kakakku sama Toha ga kayak suami istri malah bisa dibilang kayak bapak dengan anaknya. Jaman sekarang memang sudah gila, cinta bisa dibeli dengan uang..hahaha…
Setelah selesai sarapan aku segera mengendarai motorku langsung meluncur ke TKP, ke rumah Silvia yang imut-imut. Tak berapa lama sampai juga aku di rumah Silvia. Kuketok pintu rumahnya. Seketika muncul, cewek seksi membukakan pintu. Terbelalak mata ini saat melihatnya sampai tidak berkedip aku dibuatnya. Aku melihat pemandangan indah di pagi ini, sungguh anugerah yang menyehatkan mata yang masih belekan ini. Saat itu Silvia masih menggunakan lingerie tipis berwarna merah muda membukakan pintu rumahnya untukku.
“Oh kamu Jaka…sini masuk dulu, tumben-tumbenan kamu main ke rumah , pasti kamu disuruh sama kakak kamu ya?” ucap centil Silvia.
Akupun lantas masuk ke rumahnya dan duduk di sofa. Pikiran dan mataku tak sedikitpun berpaling dari keseksian tubuh Silvia.
“Tunggu sebentar ya Jaka, buatin teh hangat dulu” ucap Silvia sembari berjalan menuju dapur.
Lagi asyik-asyiknya melamunkan kemolekan tubuh Silvia tiba-tiba terdengar suara orang berbicara.
“Mah…aku berangkar kerja dulu ya…” suara suami Silvia.
Dia berjalan di depanku, om Firman suami Silvia dengan perut buncit serta kepala botak.
“Oh ada Jaka to…tumben kesini pasti kamu disuruh kakak kamu ya?” sapa om Firman.
“Iya om…mau berangkat kerja ya om?” sapaku balik.
“Ya udah om tinggal dulu ya Ka…diminum tehnya jangan malu-malu” kata om Firman yang ditemani Silvia diantar keluar rumah untuk berangkat kerja.
Setelah om Firman berangkat Silvia kemudian menghampiriku,
“Gimana Jaka, tumben kamu main kesini?” tanya Silvia.
“Ini aku disuruh sama kakakku untuk bayar baju pesanannya” jawabku malu-malu sambil menyodorkan uang 50rb.
“Ohh gitu ya…tante terima uangnya ya…kamu main sini dulu aja nemenin tante…” kata Silvia lembut yang menggetarkan hatiku.
“Iya tante…hehehe….” jawabku sambil tertawa malu tapi mau.
“Kamu tambah gede tambah ganteng aja ya…padahal pas kecil kamu itu item lho…sekarang kog bisa berubah 180 derajat…hahahaha…” kata Silvia penuh manja menggodaku sembari dia berpindah posisi duduknya mendekatiku.
“Bisa aja ini” jawabku malu.
“Udah punya pacar belum?” tanya Silvia sambil mengelus pipiku dengan tangannya yang lembut.
“Belum tante…belum laku nih…” jawabku.
“Masak sih ganteng-ganteng belum punya pacar…pasti nyalimu kecil ya? hahaha…” sahut Silvia menggodaku.
“Hehehe…” jawabku singkat.
“Apa perlu ajarin buat cari pacar…seandainya masih muda, pasti mau jadi pacar kamu, tapi sayangnya udah tua…hahahhaa…” katanya menggodaku.
“Ih bisa aja deh…meskipun udah cukup umur tapi masih kelihatan muda kog…masih cantik dan seksi…kayak seumuran anak kuliahan…hehehe…” jawabku merayu.
“Bisa ja kamu…mau merayu ya…umur udah kepala 3 kog masih dibilang kayak anak kuliahan…pintar juga kamu merayu cewek…masak cari pacar aja ga bisa?” sahut Silvia.
“Iya beneran Jaka ga bohong…kalo ada edisi kedua kayak Silvia ini ga pake lama pasti udah aku pacarin…” kataku merayunya lagi.
“Pintar juga ini adik temanku merayu cewek duh duh duh,, makin gede makin pintar aja kamu ya” katanya sambil menempelkan bodynya yang aduhai dan jari-jari tangannya yang lentik mengusap leherku.
“Aahhh…geli tante…tapi mau juga aku digeli-geliin di badanku lainnya…hehehe…” ucapku. Bulu kudukku pun seketika berdiri.
“Iiihhh…nakal juga kamu jaka…emang kamu belum pernah dicumbu sama cewek ya?…tante gituin aja kamu udah ga tahan…hahahaha…”kata Silvia menggoda imanku.
“Gimana mau dicumbu, pacaran aja belum pernah kog tante…” kataku curhat pada Silvia.
“Masa sih hari gini masih ada perjaka ting tong…hahaha….” kata Silvia sambil mencubitku nakal.
“Iya sumpah tante…berani sumpah demi apa aja deh…” kataku.
“Mau ga kalo ajarin” katanya berbisik di telingaku.
Tanpa menunggu jawabanku Silvia yang seperti kehausan langsung menjulurkan lidahnya tepat di bibirku. Bibir yang merah merekah langsung mencibir tepat ke bibirku ini. Lidahnya bergentayangan menggeliat membasahi bibirku. Silvia yang penuh dengan kehausan tangannya meremas-remas sendiri toketnya yang putih itu. Aku pun tak mau kalah, aku membalas lumatan bibir Silvia yang merah merekah nan seksi itu. Lidahku dan lidahnya berpaut menari di dalam mulut.
Tangan Silvia meraih tanganku dan mengarahkanya di toketnya, aku pun lantas meremas lembut toket tersebut secara bergantian, sembari lidah dan bibir ini terus bergumal penuh dengan kenafsuan. Silvia kemudian melonggarkan lingerie yang menutupi keindahan tubuhnya, dia mulai melepas BHnya yang berukuran 34 itu dan terlihatlah toket seksi itu.
Kemudian Silvia memegangi kepalaku ini mengarahkan tepat di depan toketnya yang seksi, putih dan segar itu, langsung aja bibir dan lidahku menuju ke toketnya. Kulumat dan kujilat penuh dengan nafsu toket Silvia. Kujulurkan lidahku tepat di putingnya yang merah merekah penuh kehangatan. Lidahku menari-nari menggeliat menjilati putingnya. Terlihat Silvia menikmati setiap jilatanku yang berputar-putar di putingnya dan sesekali kugigit kecil putingnya secara bergantian.
Silvia mendesah dengan matanya merem melek menikmati setiap hisapan mulutku di putingnya.
“Sssthhh…aaahhhhisap lebih kencang Jakaaa….ahhhhh nikmat sayang…” katanya sambil tangannya memegangi tanganku yang meremas toket satunya.
Desahan Silvia makin kencang sambil dia menggoyang-goyangkan toketnya yang sedang kuhisap. Kami berdua larut dalam permainan sex itu dan aku terus menghisap dan mengigit kecil-kecil puting Silvia. Tangan Silvia mulai melucuti pakainnya hingga aku telanjang. Kemudian dia pun melepas lingerie dan celana dalamnya. Dia mengarahkan kepalaku tepat di depan memeknya yang berbulu tipis. Gundukan bulu kemaluan yang tertata rapi terpampang dihadapanku. Sungguh mengisyaratkan bahwa Silvia cinta kebersihan dan kesehatan terlihat dari terawatnya bulu kemaluannya.
Langsung saja bibir ini mengenyot memek yang merah segar. Lidahku pun ikut menari-menari di atas mulut kemaluan Silvia.
“Ooohhh…aahhh…” desah Silvia. Jemari tanganku pun ikut meraih memek Silvia untuk membuka lebar mulut kemaluannya supaya lidahku bisa bergeliat lebih ke dalam. Silvia semakin larut menikmati permainanku, desahannya pun semakin tak terbendung dan semakin kencang. Lebih lebar memeknya terbuka semakin dalam lidahku menjulur ke dalam. Itil Silvia pun tak luput dari jilat dan hisapan mulutku. Posisi Silvia yang berdiri dan aku sedang duduk, tubuhnya terus bermolek sambil berdesah tak tertahankan.
“Aaahhhhhh nikmat sekali Jakaaaa…. ga tahan lagi…masukin kontolmu sekarang…aaahhh…” ajaknya.
Kemudian, tanti Silvia merebahkan tubuhku di atas sofa empuk, dia berada diatasku lalu diarahkannya kontolku memasuki lubang memeknya yang udah gatal ingin digenjot itu. “Sleeepppp….” kontolku masuk seluruhnya ke dalam lubang memeknya. Desahn demi desahan keluar dari mulut Silvia. Badan Silvia bergoyang-goyang diatas badanku, naik turun secara perlahan mengatur irama memeknya yang disodokkan di kontolku.
Aku pun hanya bisa pasrah menikmati permainan Silvia. Dia bergoyang-goyang menggerakan memeknya di genjot kontolku, semakin ke dalam dan semakin liar gerakan Silvia menyodokan memeknya ke kontolku. Dia bergoyang memutar-mutarkan bokongnya, memasukan lebih dalam kontolku di memeknya, ditekannya lebih dalam kontolku dengan memeknya sambil menggeliat-geliatkan badan.
Nada desahan Silvia semakin menggila diimbangi dengan gerakannya yang juga semakin menggila. Kami berdua asik menikmati kenikmatan sex. Sementara aku menaikan tubuh Silvia dengan tanganku dan aku naik turunkan tubuhnya yang seksi itu. Kontolku semakin kencang menyodok memeknya, sambil aku kenyot putingnya.
“Ooouuhhh…enak sekali sayang….kenyot terus sayaaangg…aahhh” desahnya keenakan.
Jerit desahan Silvia semakin meronta dan aku semakin keras memainkan kontolku menyodok memeknya. Dan tiba-tiba dia teriak dengan tubuh menegang,
“Aaahhhh aku keluaaaarrr Jakaaaa…enak bangeeetttt…ooohhh….” . Silvia meraih orgasmenya sambil menghela napas panjang merasakan puasnya permainan sex.
“Ganti posisi dong Jaka ”ucap Silvia yang masih haus akan sex.
Lalu Silvia menungging, karena aku sering menonton film bokep pastinya aku udah tau dong apa yang di inginkan Silvia. Dia ingin posisi Dogy Style. Silvia nungging di atas Sofa dan aku berdiri dibelakangnya. Kumasukin lagi kontolku ke memeknya yang sudah basah itu. Kusodok-sodokan perlahan Silvia kembali mendesah.
Aku atur irama sodokan kontolku ke memeknya, maju mundur seperti tukang parkir. Silvia meronta dan menjerit menikmati saat gerakan sodokanku lebih cepat. Sambil tanganku meremas toketnya, jari-jariku memilin putingnya.
Semakin kencang aku sodokan kontolku ke memeknya, semakin cepat aku memaju mundurkan kontolku menyodok memek Silvia.
“Ayo Jaka sodok lebih kencang lagiii…aku mau keluar lagi sayaaangg…aahhhh…”
Setelah beberapa sodokan kembali tubuh Silvia menegang pertanda dia mencapai klimaksnya untuk uang keuda kalinya.
Tak lama kemudian kontolku juga merasa seakan akan menyemburkan cairan kenikmatan, tanpa aba-aba kusodok memek Silvia secara ganas dan ” Crooot…crooot…crooot….” seleurh cairan spermaku tertumpah di dalam memek Silvia. Kami berdua lantas terkulai lemas diatas sofa.
“Makasih ya Jaka puas sekali…” uacap Silvia.
“Aku juga puas tante…makasih kembali…”
“lain kali kalo ada waktu kita ulangi persetubuhan kita ini ya, tapi aku pengin yang lebih hot dari ini…” katanya manja.
“Jaka siap kapan aja tante…hahahaha…” jawabku.
Setelah istirahat dan berbenah kembali, aku pamit pulang. Kami berdua benar-benar menimati permainan sex yang baru saja terjadi dan mulai saat itu setiap ada kesempatan Silvia menghubungiku dan mengajaku untuk berhubungan badan.
Tamat.
“He bangun..bangun…udah siang..tidur aja kerjanya…” kata kakakku membangunkanku sambil mengoyak-oyak tubuhku bertubi-tubi.
“Apaan sih kak…lagi enak-enaknya mimpi malah dibangunin ganggu aja” kataku kesal.
“Cepat bangun…aku mau nyuruh kamu ke rumah Siska…nanti tak kasih uang bensin sama uang rokokmu” sahut kakakku.
![]() |
Cerita Seks Silvia Mau Lagi |
“Udah sana buruan mandi…ga enak sama Silvia yang udah nunggu…soalnya aku kemarin udah janji sama dia mau bayar baju yang aku pesan jam 8 pagi” ucap kakakku.
“Siap bos” jawabku.
Setelah selesai mandi dan berganti pakaian, aku segera keluar kamar.
“Sebelum berangkat tuh makan dulu” kata kakakku sambil menunjuk meja makan, yang udah tersedia semangkok Soto hangat. Langsung saja aku sikat tuh soto yang udah menggiurkan, apalagi perut ini udah mulai keroncongan karena lapar.
“Ni uang 50rb untuk bayar ke Silvia dan ini 50rb uang buat beli bensin dan rokokmu” kata kakakku sembari memberikan uang padaku.
“Asyiiikkk…tumben nih ngasih aku sebanyak ini, baru cair ya tao dapat jatah bulanan dari si Toha?” kataku menggoda kakakku.
Nasib kakakku bisa dibilang lumayan baik. Dia mempunyai suami yang umurnya jauh lebih tua dari dia namanya Toha. Meskipun tua si Toha uangnya banyak. Kalo dilihat sih kakakku sama Toha ga kayak suami istri malah bisa dibilang kayak bapak dengan anaknya. Jaman sekarang memang sudah gila, cinta bisa dibeli dengan uang..hahaha…
Setelah selesai sarapan aku segera mengendarai motorku langsung meluncur ke TKP, ke rumah Silvia yang imut-imut. Tak berapa lama sampai juga aku di rumah Silvia. Kuketok pintu rumahnya. Seketika muncul, cewek seksi membukakan pintu. Terbelalak mata ini saat melihatnya sampai tidak berkedip aku dibuatnya. Aku melihat pemandangan indah di pagi ini, sungguh anugerah yang menyehatkan mata yang masih belekan ini. Saat itu Silvia masih menggunakan lingerie tipis berwarna merah muda membukakan pintu rumahnya untukku.
“Oh kamu Jaka…sini masuk dulu, tumben-tumbenan kamu main ke rumah , pasti kamu disuruh sama kakak kamu ya?” ucap centil Silvia.
Akupun lantas masuk ke rumahnya dan duduk di sofa. Pikiran dan mataku tak sedikitpun berpaling dari keseksian tubuh Silvia.
“Tunggu sebentar ya Jaka, buatin teh hangat dulu” ucap Silvia sembari berjalan menuju dapur.
Lagi asyik-asyiknya melamunkan kemolekan tubuh Silvia tiba-tiba terdengar suara orang berbicara.
“Mah…aku berangkar kerja dulu ya…” suara suami Silvia.
Dia berjalan di depanku, om Firman suami Silvia dengan perut buncit serta kepala botak.
“Oh ada Jaka to…tumben kesini pasti kamu disuruh kakak kamu ya?” sapa om Firman.
“Iya om…mau berangkat kerja ya om?” sapaku balik.
“Ya udah om tinggal dulu ya Ka…diminum tehnya jangan malu-malu” kata om Firman yang ditemani Silvia diantar keluar rumah untuk berangkat kerja.
Setelah om Firman berangkat Silvia kemudian menghampiriku,
“Gimana Jaka, tumben kamu main kesini?” tanya Silvia.
“Ini aku disuruh sama kakakku untuk bayar baju pesanannya” jawabku malu-malu sambil menyodorkan uang 50rb.
“Ohh gitu ya…tante terima uangnya ya…kamu main sini dulu aja nemenin tante…” kata Silvia lembut yang menggetarkan hatiku.
“Iya tante…hehehe….” jawabku sambil tertawa malu tapi mau.
“Kamu tambah gede tambah ganteng aja ya…padahal pas kecil kamu itu item lho…sekarang kog bisa berubah 180 derajat…hahahaha…” kata Silvia penuh manja menggodaku sembari dia berpindah posisi duduknya mendekatiku.
“Bisa aja ini” jawabku malu.
“Udah punya pacar belum?” tanya Silvia sambil mengelus pipiku dengan tangannya yang lembut.
“Belum tante…belum laku nih…” jawabku.
“Masak sih ganteng-ganteng belum punya pacar…pasti nyalimu kecil ya? hahaha…” sahut Silvia menggodaku.
“Hehehe…” jawabku singkat.
![]() |
Situs Poker Online |
“Ih bisa aja deh…meskipun udah cukup umur tapi masih kelihatan muda kog…masih cantik dan seksi…kayak seumuran anak kuliahan…hehehe…” jawabku merayu.
“Bisa ja kamu…mau merayu ya…umur udah kepala 3 kog masih dibilang kayak anak kuliahan…pintar juga kamu merayu cewek…masak cari pacar aja ga bisa?” sahut Silvia.
“Iya beneran Jaka ga bohong…kalo ada edisi kedua kayak Silvia ini ga pake lama pasti udah aku pacarin…” kataku merayunya lagi.
“Pintar juga ini adik temanku merayu cewek duh duh duh,, makin gede makin pintar aja kamu ya” katanya sambil menempelkan bodynya yang aduhai dan jari-jari tangannya yang lentik mengusap leherku.
“Aahhh…geli tante…tapi mau juga aku digeli-geliin di badanku lainnya…hehehe…” ucapku. Bulu kudukku pun seketika berdiri.
“Iiihhh…nakal juga kamu jaka…emang kamu belum pernah dicumbu sama cewek ya?…tante gituin aja kamu udah ga tahan…hahahaha…”kata Silvia menggoda imanku.
“Gimana mau dicumbu, pacaran aja belum pernah kog tante…” kataku curhat pada Silvia.
“Masa sih hari gini masih ada perjaka ting tong…hahaha….” kata Silvia sambil mencubitku nakal.
“Iya sumpah tante…berani sumpah demi apa aja deh…” kataku.
“Mau ga kalo ajarin” katanya berbisik di telingaku.
Tanpa menunggu jawabanku Silvia yang seperti kehausan langsung menjulurkan lidahnya tepat di bibirku. Bibir yang merah merekah langsung mencibir tepat ke bibirku ini. Lidahnya bergentayangan menggeliat membasahi bibirku. Silvia yang penuh dengan kehausan tangannya meremas-remas sendiri toketnya yang putih itu. Aku pun tak mau kalah, aku membalas lumatan bibir Silvia yang merah merekah nan seksi itu. Lidahku dan lidahnya berpaut menari di dalam mulut.
Tangan Silvia meraih tanganku dan mengarahkanya di toketnya, aku pun lantas meremas lembut toket tersebut secara bergantian, sembari lidah dan bibir ini terus bergumal penuh dengan kenafsuan. Silvia kemudian melonggarkan lingerie yang menutupi keindahan tubuhnya, dia mulai melepas BHnya yang berukuran 34 itu dan terlihatlah toket seksi itu.
Kemudian Silvia memegangi kepalaku ini mengarahkan tepat di depan toketnya yang seksi, putih dan segar itu, langsung aja bibir dan lidahku menuju ke toketnya. Kulumat dan kujilat penuh dengan nafsu toket Silvia. Kujulurkan lidahku tepat di putingnya yang merah merekah penuh kehangatan. Lidahku menari-nari menggeliat menjilati putingnya. Terlihat Silvia menikmati setiap jilatanku yang berputar-putar di putingnya dan sesekali kugigit kecil putingnya secara bergantian.
Silvia mendesah dengan matanya merem melek menikmati setiap hisapan mulutku di putingnya.
“Sssthhh…aaahhhhisap lebih kencang Jakaaa….ahhhhh nikmat sayang…” katanya sambil tangannya memegangi tanganku yang meremas toket satunya.
Desahan Silvia makin kencang sambil dia menggoyang-goyangkan toketnya yang sedang kuhisap. Kami berdua larut dalam permainan sex itu dan aku terus menghisap dan mengigit kecil-kecil puting Silvia. Tangan Silvia mulai melucuti pakainnya hingga aku telanjang. Kemudian dia pun melepas lingerie dan celana dalamnya. Dia mengarahkan kepalaku tepat di depan memeknya yang berbulu tipis. Gundukan bulu kemaluan yang tertata rapi terpampang dihadapanku. Sungguh mengisyaratkan bahwa Silvia cinta kebersihan dan kesehatan terlihat dari terawatnya bulu kemaluannya.
Langsung saja bibir ini mengenyot memek yang merah segar. Lidahku pun ikut menari-menari di atas mulut kemaluan Silvia.
“Ooohhh…aahhh…” desah Silvia. Jemari tanganku pun ikut meraih memek Silvia untuk membuka lebar mulut kemaluannya supaya lidahku bisa bergeliat lebih ke dalam. Silvia semakin larut menikmati permainanku, desahannya pun semakin tak terbendung dan semakin kencang. Lebih lebar memeknya terbuka semakin dalam lidahku menjulur ke dalam. Itil Silvia pun tak luput dari jilat dan hisapan mulutku. Posisi Silvia yang berdiri dan aku sedang duduk, tubuhnya terus bermolek sambil berdesah tak tertahankan.
“Aaahhhhhh nikmat sekali Jakaaaa…. ga tahan lagi…masukin kontolmu sekarang…aaahhh…” ajaknya.
Kemudian, tanti Silvia merebahkan tubuhku di atas sofa empuk, dia berada diatasku lalu diarahkannya kontolku memasuki lubang memeknya yang udah gatal ingin digenjot itu. “Sleeepppp….” kontolku masuk seluruhnya ke dalam lubang memeknya. Desahn demi desahan keluar dari mulut Silvia. Badan Silvia bergoyang-goyang diatas badanku, naik turun secara perlahan mengatur irama memeknya yang disodokkan di kontolku.
Aku pun hanya bisa pasrah menikmati permainan Silvia. Dia bergoyang-goyang menggerakan memeknya di genjot kontolku, semakin ke dalam dan semakin liar gerakan Silvia menyodokan memeknya ke kontolku. Dia bergoyang memutar-mutarkan bokongnya, memasukan lebih dalam kontolku di memeknya, ditekannya lebih dalam kontolku dengan memeknya sambil menggeliat-geliatkan badan.
Nada desahan Silvia semakin menggila diimbangi dengan gerakannya yang juga semakin menggila. Kami berdua asik menikmati kenikmatan sex. Sementara aku menaikan tubuh Silvia dengan tanganku dan aku naik turunkan tubuhnya yang seksi itu. Kontolku semakin kencang menyodok memeknya, sambil aku kenyot putingnya.
“Ooouuhhh…enak sekali sayang….kenyot terus sayaaangg…aahhh” desahnya keenakan.
Jerit desahan Silvia semakin meronta dan aku semakin keras memainkan kontolku menyodok memeknya. Dan tiba-tiba dia teriak dengan tubuh menegang,
“Aaahhhh aku keluaaaarrr Jakaaaa…enak bangeeetttt…ooohhh….” . Silvia meraih orgasmenya sambil menghela napas panjang merasakan puasnya permainan sex.
“Ganti posisi dong Jaka ”ucap Silvia yang masih haus akan sex.
Lalu Silvia menungging, karena aku sering menonton film bokep pastinya aku udah tau dong apa yang di inginkan Silvia. Dia ingin posisi Dogy Style. Silvia nungging di atas Sofa dan aku berdiri dibelakangnya. Kumasukin lagi kontolku ke memeknya yang sudah basah itu. Kusodok-sodokan perlahan Silvia kembali mendesah.
Aku atur irama sodokan kontolku ke memeknya, maju mundur seperti tukang parkir. Silvia meronta dan menjerit menikmati saat gerakan sodokanku lebih cepat. Sambil tanganku meremas toketnya, jari-jariku memilin putingnya.
Semakin kencang aku sodokan kontolku ke memeknya, semakin cepat aku memaju mundurkan kontolku menyodok memek Silvia.
“Ayo Jaka sodok lebih kencang lagiii…aku mau keluar lagi sayaaangg…aahhhh…”
Setelah beberapa sodokan kembali tubuh Silvia menegang pertanda dia mencapai klimaksnya untuk uang keuda kalinya.
Tak lama kemudian kontolku juga merasa seakan akan menyemburkan cairan kenikmatan, tanpa aba-aba kusodok memek Silvia secara ganas dan ” Crooot…crooot…crooot….” seleurh cairan spermaku tertumpah di dalam memek Silvia. Kami berdua lantas terkulai lemas diatas sofa.
“Makasih ya Jaka puas sekali…” uacap Silvia.
“Aku juga puas tante…makasih kembali…”
“lain kali kalo ada waktu kita ulangi persetubuhan kita ini ya, tapi aku pengin yang lebih hot dari ini…” katanya manja.
“Jaka siap kapan aja tante…hahahaha…” jawabku.
Setelah istirahat dan berbenah kembali, aku pamit pulang. Kami berdua benar-benar menimati permainan sex yang baru saja terjadi dan mulai saat itu setiap ada kesempatan Silvia menghubungiku dan mengajaku untuk berhubungan badan.
Tamat.
ConversionConversion EmoticonEmoticon